Makalah
Metode Drill
BAB I
PENDAHULUAN
Metode mengajar adalah cara guru
memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran
berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Oleh karena
itu, peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai
kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Oleh
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Dari definisi metode mengajar, maka
metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Drill
Mengenai definisi atau pengertian
metode drill, para ahli memberikan definisi yang agak sedikit berbeda meskipun
pada intinya definisi-definisi tersebut sama. Diantaranya :
- Menurut Roestiyah, ialah suatu
teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.[1]
- Menurut Ramayulis, metode drill atau
disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan
latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara
praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.[2]
- Menurut Abdul Majid, suatu rencana
menyeluruh tentang penyajian materi secara sistematis dan berdasarkan
pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan
tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.[3]
- Menurut Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal
yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat
suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat
permanen.[4]
2.2 Tujuan Penggunaan Metode Drill
Teknik mengajar latihan ini biasanya
digunakan untuk tujuan agar siswa :
- Memiliki ketrampilan motoris/gerak;
seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu
benda; melaksanakan gerak dalam olahraga.
- Mengembangkan kecakapan intelek,
seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam
hitung mencongak.
- Memiliki kemampuan menghubungkan
antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab-akibat banyak
hujan – banjir; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.[5]
2.3 Syarat-syarat Metode Drill
Dalam menjalankan metode drill, ada
beberapa syarat yang harus ditempuh untuk hasil yang optimal. Antara lain :
1. Masa latihan harus menarik dan
menyenangkan.
- Agar hasil latihan memuaskan, minat
instrinsik diperlukan.
- Tiap-tiap langkah kemajuan yang
dicapai harus jelas.
- Hasil latihan terbaik yang sedikit
menggunakan emosi.
2. Latihan –latihan hanyalah untuk
ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
3. Latihan diberikan dengan
memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.
4. Adanya pengerahan dan koreksi dari
guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang
salah.
5. Latihan diberikan secara sistematis.
6. Latihan lebih baik diberikan kepada
perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.
2.3 Kelemahan Metode Drill
- Membentuk kebiasaan yang kaku,
artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis.[7]
- Dapat menimbulkan ferbalisme,
terutama pengajaran yang bersifat menghapal dimana peserta didik dilatih untuk
dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya
bila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa
suatu proses berpikir.[8]
- Dapat menghambat insiatif peserta
didik, dimana insiatif dan minat peserta didik yang berbeda dengan petunjuk
pendidik dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang
diberikannya.[9]
- Latihan Yang dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.[10]
- Tekanan yang lebih berat, yang
diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah
belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.[11]
BAB III
KESIMPULAN
Ø Metode drill adalah suatu cara
menyajikan bahan pengajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran
dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali
dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap dibimbing
oleh guru siswa disuruh mempraktekkan sehingga menjadi mahir dan terampil.
Ø Tujuan penggunaan metode drill,
antara lain : memiliki ketrampilan motoris/gerak; mengembangkan kecakapan
intelek; memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain.
Ø Kelemahan metode drill, antara lain:
membentuk kebiasaan yang kaku; dapat menimbulkan ferbalisme; dapat menghambat
insiatif peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah
N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Ramayulis,
Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010.
Abdul
Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru,
Bandung: Rosda Karya, 2006.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran,
khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada
siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Di samping
masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama
terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu
pengajaran secara baik.
Add
caption
|
Metode pengajaran yaitu, suatu cara penyampaian bahan
pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar
tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar tersebut turut menentukan
berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang
integral dalam suatu system pengajaran.
Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi suatu
proses antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perubahan tingkah laku.
Jadi suatu pengulangan terhadap apa yang terjadi belum dapat dikatakan suatu
proses pembelajaran, oleh karena itu perlu dipahami dalam situasi yang
bagaimanakah sepantasnya dilakukan latihan siap dan bagaimanakah cara
pelaksanaannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Metode Drill (latihan
siap ) ?
2.
Apa saja Macam-macam Metode Drill
(latihan siap)?
3.
Bagaimana Karakteristik Metode Drill
(latihan siap)?
4.
Bagaimana
Langkah-langkah Metode Drill (latihan siap)?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Drill (Latihan
Siap)
Pembahasan metode drill sebagai bahan kajian inti dari
penulisan, perlu diperjelas bahwa metode itu sendiri merupakan cara yang
digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses
belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap mengajar memiliki karakteristik
yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa tetapi satu dengan
yang lain saling menunjang.
Teknis pelaksanaan metode dalam
pembelajaran menurut Samsul Nizar
menyebutkan, sebagai berikut:
a.
Sesuatu
prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
b.
Sesuatu teknik
mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi
tertentu.
c.
Suatu ilmu yang
merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Metode adalah prosedur tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Proses yang harus dilakukan merupakan rangkaian stimulasi yang tersistem dalam satu bingkai aktifitas pembelajaran. Keterkaitan terpadu empat komponen dasar pembelajaran siswa, pengajar, bahan belajar dan metode akan dapat mengantar pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Suatu metode tidak hanya akan mampu mengantarkan pada ketercapaian satu tujuan namun bisa mempunyai fungsi ganda atau dobel. Ketercapaian hasil dengan prestasi yang meningkat juga pengalaman anak didik dan guru bisa menjadi sasaran sampingan dari penggunaan suatu metode.
Metode adalah prosedur tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Proses yang harus dilakukan merupakan rangkaian stimulasi yang tersistem dalam satu bingkai aktifitas pembelajaran. Keterkaitan terpadu empat komponen dasar pembelajaran siswa, pengajar, bahan belajar dan metode akan dapat mengantar pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Suatu metode tidak hanya akan mampu mengantarkan pada ketercapaian satu tujuan namun bisa mempunyai fungsi ganda atau dobel. Ketercapaian hasil dengan prestasi yang meningkat juga pengalaman anak didik dan guru bisa menjadi sasaran sampingan dari penggunaan suatu metode.
Dalam proses pembelajaran bermacam komponen membentuk sistem
pergerakan untuk mencapai perubahan, bermacam komponen menjadi sinergis apabila
satu sama lain mendukung dan berkolaboratif secara aktif. Hambatan disalah satu
komponen bisa menyebabkan adanya gangguan sehingga pembelajaran tidak berjalan
efektif. Sumitro menyatakan Interaksi aktif antar komponen pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut, salah satunya dalam penggunaan metode drill yakni
Interaksi antar Komponen Pembelajaran.
Pemilihan metode yang tepat dalam membelajarkan suatu materi
akan menjadikan suatu proses pembelajaran menjadi efektif, tujuan pembelajaran
menjadi lebih mudah tercapai. Demikian pula memilih metode drill di sini
menjadi tepat dan efektif jika suatu tujuan dan kompetensi pembelajaran telah
diketahui. Pengertian metode drill itu sendiri dari segi kebahasaan adalah
metode latihan atau metode “training” yang merupakan suatu cara mengajar yang
baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Mananamkan kebiasaan yang benar pada anak dengan usia yang
belia tidak mudah. Pengulangan, penekanan, evaluasi harus sering dilakukan
sebab anak terutama anak usia sekolah dasar memiliki dunia sendiri yang
mengasikkan bagi mereka. Aktifitas motorik yang tinggi menjadikan aktifitas
kognitif akademis dapat tertekan, terlupakan, menanamkan kepedulian, motivasi,
dan tekad untuk mempunyai kebiasaan yang benar perlu dilakukan secara kontinyu,
dengan sistematika proses yang panjang, konsisten dan berulang.
Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara
kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata diterima. Selain itu metode juga dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan
keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan melakukan secara
praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan
demikian metode latihan bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi
buta, bukan hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan pengertian
yang mempunyai tujuan tertentu.
Metode drill/ latihan siap ialah suatu metode dalam
pendidikan dan pengajaran dengan cara melatih siswa terhadap bahan pelajaran
yang sudah diberikan. Adapun pengertian lain (Winarno Surachmad, 1979: 76)
dimaksudkan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan latihan dari apa yang telah dipelajari, karena
hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan
dan disiap-siagakan.
Metode ini berasal dari metode pengajaran Herbart, yaitu
metode assosiasi dan ulangan tanggapan, yang dimaksudkan untuk memperkuat
tanggapan pelajaran pada siswa. Pelaksanaannya secara mekanis untuk mengajarkan
berbagai mata pelajaran dan kecakapan, sehingga menimbulkan verbalisme
pengetahuan siswa, kebiasaan menghafal secara mekanis tanpa pengertian.
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, materi yang bisa
diajarkan dengan metode ini di antaranya adalah materi yang bersifat
pembiasaan, seperti ibadah shalat, mengkafani jenazah, baca tulis al-Qur’an,
dan lain-lain.
Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata qur’an “dalam arti
demikian sebagaimana tersebut dalam surah Al-Qiyamah ayat 17 dan 18 :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ,فَإِذَا قَرَأْنَاهُ
فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Artinya: “Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Maka apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu”.( Q.S. Al-Qiyamah : 17-18)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang
merupakan sumber utama dan pertama
ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril sebagai salah satu
rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Al-Qur’an adalah kitab suci yang
terakhir diturunkan oleh Allah SWT yang isinya mencakup segala pokok-pokok
Syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu setiap orang yang mempercayai
Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk
mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkannya dan mengajarkannya
sampai merata rahmat-Nya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.
Sehubungan dengan cinta Al-Qur’an yang dimaksud di atas orang-orang yang suka
membaca dalam pengertian yang sebenarnya membaca yang bukan sembarang membaca.
Membaca untuk difahami, dimengerti, dan selanjutnya untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Macam-Macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam
berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut :
a.
Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik
ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan
memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
b.
Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan
dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, diskusi.
c.
Teknik Micro Teaching
Digunakan
untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi
pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau
pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
d.
Teknik Modul Belajar
Digunakan
dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
e. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan
dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
C.
Karakteristik Metode Drill (Latihan
Siap)
Secara umum pembelajaran dengan metode latihan siap (drill)
biasanya digunakan agar :
a.
Siswa memperoleh kecakapan motorik,
seperti mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin,
permainan, dan atletik.
b.
Siswa memperoleh kecakapan mental,
seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol, dsb.
c.
Assosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunan simbol, membaca peta, dsb.
d.
Dalam mengajarkan kecakapan, dengan
metode latihan siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri, seperti,kecakapan
sebagai penyempurnaan dari suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis
semata-mata. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan
suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak
menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Metode drill/
latihan siap tepat digunakan:
1.
Apabila pelajaran dimaksudkan untuk
pelajaran yang sudah diberikan atau yang sedang berlangsung.
2.
Apabila pelajaran dimaksudkan untuk
melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu dan melatih siswa untuk
berfikir cepat.
3.
Metode ini digunakan untuk
memperkuat daya tanggapan siswa terhadap pelajaran.
Beberapa
keuntungan dalam pemanfaatan metode drill adalah sebagai berikut:
1.
Dalam waktu yang relatif singkat,
siswa dapat dengan cepat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang
diharapkan.
2.
Dapat menanamkan pada siswa
kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
3.
Siswa akan memperoleh ketangkasan
dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
4.
Guru lebih mudah mengontrol dan
dapat membedakan antara siswa yang disiplin dan yang kurang memperhatikan saat
berlangsungnya pengajaran.
5.
Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana
yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa, karena
seluruh fikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang
dilatihkan.
6.
Siswa akan dapat menggunakan daya
pikirnya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa
akan menjadi lebih teratur dan teliti.
Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta
langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat
itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar, di samping itu juga siswa
langsung mengetahui prestasinya.
Di samping keuntungan yang ada, ada beberapa kelemahan dalam
metode ini, antara lain:
1.
Dapat menghambat inisiatif siswa, di
mana inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu
penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikan.
2.
Kurang memperhatikan penyesuaiannya
dengan lingkungan.
3.
Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang
kaku dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak otomatis.
4.
Dapat menimbulkan verbalisme.
5.
Latihan yang dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
6.
Latihan yang terlampau berat dapat
menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaran maupun
terhadap guru.
Kelemahan-kelemahan di atas dapat diatasi dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Guru mengarahkan siswa untuk
memberikan respons yang maksimal dan reaksi yang tepat.
2.
Jika terdapat kesulitan pada siswa
saat merespons, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang
menimbulkan kesulitan tersebut.
3.
Berikanlah segera
penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respons yang betul maupun yang
salah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari
latihannya.
4.
Usahakan siswa memiliki ketepatan
merespons kemudian kecepatan merespon.
5.
Istilah-istilah baik berupa
kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya
dimengerti oleh siswa.
D.
Langkah-langkah Metode Drill
(Latihan Siap)
Langkah-langkah penerapannya metode drill di kelas, latihan
dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun
secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik. Meskipun metode ini dapat
digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti bahwa setiap metode
ini harus dipakai dalam semua aktifitas pembelajaran. Pengggunaan metode ini
tergantung pada keperluan-keperluan khusus, seperti pembiasaan mengerjakan
sholat, membaca al-Qur’an, dan sejenisnya.
Sebelum melaksanakan metode drill, guru harus
mempertimbangkan tentang sejauhmana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya
yang terlibat dalam penerapan metode ini.
a.
Tahap Persiapan
Pada
tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1)
Rumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh siswa
2)
Tentukan dengan jelas keterampilan
secara spesifik dan berurutan
3)
Tentukan rangkaian gerakan atau
langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
4)
Lakukan kegiatan pradrill sebelum
menerapkan metode ini secara penuh
b.
Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah pembukaan
Dalam
langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya
mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan
dilakukan.
2)
Langkah pelaksanaan
a.
Memulai latihan dengan hal-hal yang
sederhana dulu
b.
Ciptakan suasana yang
menyenangkan/menyejukkan
c.
Yakinkan bahwa semua siswa tertarik
untuk ikut
d.
Berikan kesempatan \kepada siswa
untuk terus berlatih
3)
Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus
memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
c.
Penutup
1) Melaksanakan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
dilaksanakan oleh siswa.
2) Memberikan latihan penenangan.
Pengertian
yang dibutuhkan untuk keberhasilan suatu drill adalah:
1.
Pengertian terhadap latihan itu
sendiri
2.
Pengertian terhadap nilai dan
hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pengajaran.
Untuk
mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase:
1.
Fase intregatif, di mana presepsi
dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan
menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas
penyelidikan.
2.
Fase penyempurnaan atau fase
menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini, diperlukan
ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang berulangkali. Jadi, variasi
praktek di sini ditujuan untuk mendalami arti bukan ketangkasan sedangkan
praktek yang sering ditujukan untuk mempertinggi efensiensi, bukan ntuk
mendalami arti.
Dalam pelaksanaannya, metode drill terkadang mengalami
beberapa hambatan, terutama yang terkait dengan kesiapan guru dan pengkondisian
kelas. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dalam
menggunakan metode drill, antara lain:
a.
Drill hanyalah untuk bahan atau
perbuatan yang bersifat otomatis.
b.
Latihan harus memiliki arti dalam
tingkah laku yang lebih luas, yakni:
1.
Sebelum melaksanakan latihan, siswa
perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan tersebut.
2.
Siswa perlu menyadari bahwa
latihan-latihan itu berguna untuk kehidupannya kelak.
3.
Siswa perlu mempunyai sikap bahwa
latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
c.
Latihan-latihan tersebut
pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa:
1.
Pada taraf permulaan jangan
diharapkan reproduksi yang sempurna.
2.
Dalam percobaan kembali harus
diteliti kesulitan yang timbul respon yang benar akhirnya harus dikenal siswa.
3.
Siswa memerlukan waktu untuk variasi
latihan, perkembangan arti dan control.
4.
Pertama harus bersifat ketetapan,
yang kemudian kecepatan, dan akhirnya kedua-duanya harus dimiliki siswa.
5.
Masa latihan, harus relatif singkat
dan sering dilakukan latihan-latihan lanjutan.
6.
Kondisi latihan harus menarik minat siswa,
dan dalam suasana menyenangkan.
7.
Proses yang bersifat fundamental
harus didahulukan dari latihan yang sifatnya sekunder.
d.
Proses latihan juga harus
memperhatikan perbedaan kemampuan individual.
Agar pemakaian metode drill dapat efektif, maka harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Sebelum pelajaran dimulai, hendaknya
diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.
2.
Metode ini hanya dipakai untuk bahan
pelajaran/ kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.
3.
Diusahakan hendaknya masa latihan
sesingkat mungkin, agar tidak membosankan.
4.
Maksud diadakannya latihan ulang
harus mempunyai tujuan yang lebih luas.
5.
Latihan diatur sedemikian rupa
sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode drill merupakan metode pembelajaran yang digunakan
untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah
dipelajari.
Macam-macam metode drill
a.
Teknik Inquiry (kerja kelompok)
b.
Teknik Discovery (penemuan)
c.
Teknik Micro Teaching
d.
Teknik Modul Belajar
e.
Teknik Belajar Mandiri
Berikut
karakteristik metode drill:
1)
Siswa memperoleh kecakapan motorik,
seperti mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin,
permainan, dan atletik.
2)
Siswa memperoleh kecakapan mental,
seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol, dsb.
3)
Assosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunan simbol, membaca peta, dsb.
Langkah-langkah
metode drill yakni sebagai berikut:
A.
Tahap Persiapan
Pada
tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1)
Rumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh siswa
2)
Tentukan dengan jelas keterampilan
secara spesifik dan berurutan
3)
Tentukan rangkaian gerakan atau
langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
4)
Lakukan kegiatan pradrill sebelum
menerapkan metode ini secara penuh
B.
Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah pembukaan
Dalam
langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya
mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan
dilakukan.
2)
Langkah pelaksanaan
a.
Memulai latihan dengan hal-hal yang
sederhana dulu
b.
Ciptakan suasana yang
menyenangkan/menyejukkan
c.
Yakinkan bahwa semua siswa tertarik
untuk ikut
d.
Berikan kesempatan \kepada siswa
untuk terus berlatih
3)
Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus
memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
C. Tahap Penutup
1) Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan
yang
dilaksanakan oleh siswa.
dilaksanakan oleh siswa.
2) Memberikan latihan penenangan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Zuhairini &
Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana
Offset Printing
·
Nasih, Ahmad
Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung:
Refika Aditama
·
Usman,
Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers
METODE KERJA KELOMPOK
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Namun permasalahan sering kali dijumpai dalam pengajaran, terutama pengjaran agama islam. Pengajaran agama islam adalah bagaimana menyajikan materi kepada peserta didik secara baik, sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efesien serta sering ditemukannya kurangnya pemahaman pengajar terhadap penerapan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang metode kerja kelompok dan apa-apa yang terkandung didalamnya, beserta penerapannya yang mana metode ini merupakan salah satu metode yang bisa dipakai untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Seperti yang kita ketahui, dalam setiap metode yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada satupun metode yang sempurna, pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Apalagi metode kerja kelompok yang merupakan penggabungan (pengelompokan) sera pembaagian peserta didik kedalam suatu kelompok tersendiri, yang dimana dalam hal ini semua anggota kelompok harus bekerja sama secara gotong royong tanpa membebankan kepada salah seorang dari anggota kelompoknya.
Dalam metode kerja kelompok ini, supaya tercapai tujuan yang diharapkan, maka semua anggota kelompok harus bekerja saling membantu satu sama lain supaya terjalin hubungan yang harmonis antara mereka. Karena dengan suasana yang harmonis bisa menunjang keberhasilan dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi bersama-sama, karena masalah itu bukan dibebankan kepada individual melainkan dibebankan kepada emua anggota kelompok.
- RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian dan landasan metode kerja kelompok dalam pembelajaran PAI?
- Hal-hal apa saja yang mendasari pengelompokan dan yang sewajarnya dilakukan dalam metode kerja kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.?
- Apa saja kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemimpin serta anggota kelompok dalam suatu kelompok?
- Bagaimanakah langkah-langkah serta bentuk-bentuk metode kerja kelompok?
- TUJUAN
- Mengetahui pengertian serta landasan dalam al-qur’an mengenai metode kerja kelompok ini.
- Dapat membuktikan metode kerja kelompok ini wajar dipergunakan dalam proses belajar mengajar atau tidak.
- Mengetahui dasar kita mengelompokkan peserta didik.
- Mengetahui faktor-faktor serta langkah-langkah dan bentuk-bentuk metode kerja kelompok.
- Mengetahui kewajiban seorang pemimpin serta kewajiban setiap anggota kelompok..
BAB II
PEMBAHASAN
METODE KERJA KELOMPOK
- PENGERTIAN
Tugas-tugas itu dikerjakan dalam kelompok secara bergotong royong. Suatu kelas dapat dipandang sebagai suatu kesatuan kelompok tersendiri, dapat pula dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian dapat dibagi pula menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi, semua pembagian kelompok itu amat bergantung dari tujuan dan kepentingannya.
Sebagaimana prinsip dasar metode ini terdapat dalam al-qur’an . firman Allah swt:
“Dan tidaklah patut orang mukmin keluar semua, tetapi langkah baiknyajika keluar sebagian dari tiap-tiap kelompok, untuk mempelajari ilmu aagama dan membeeri kabar takut pada umatnya waktu mereka kembali kepada mereka, moga-moga mereka berhati takut”.
Dalam pelaksanaan shalat yang dikerjakan oleh nabi bersama sahabat dalam peperangan, juga ditemukan prinsip-prinsip metode kerja kelompok.
Cara pelaksanaannya:
Kalau musuh berada disebelah kiblat, maka pimpinan hendaklah mengatur tentaranya menjadi dua saf. Imam sembahyang berada dengan kedua saf itu, sampai i’tidal pada rakaat pertama. Kemudian apabila imam sujud, hendaklah sujud pula salah satu dari kedua saf itu mengikut imam, dan saf yang lain tetap berdiri mengamati musuh. Apabila imam dan salah satu saf yang mengikuti imam bangun dari sujud, maka saf yang menjaga tadi hendaklah sujud dan bangkit menghubungi imam pada rakaat kedua membaca bacaan ruku’ dan i’tidal bersama-sama.
Demikianlah pelaksanaan shalat tersebut scara berganti-ganti dan berkelompok-kelompok antara saf yang menjaga / mengambil musuh dengan saf yang sujud. Disini nampak bahwa satu sama lain saf isi meengisi, hingga saflat mereka secara bersama-sama menjadi sempurna.
- KEWAJARAN METODE KERJA KELOMPOK
- Memupuk dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan kelompok, melatih kepemimpinan, mengembangkan rasa setia kawan dan sikap tolong menolong.
- Memberi peluang untuk berinisiatif dan mewujudkan diri, secara positif dengan membuat perencanaan dan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan bersama.
- Mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan keperibadian peserta didik kedalam hidup kebersamaan dalam masyarakat.
- Bila kekurangan alat pelajaran (fasilitas dalam kelas, umpamanya dalam satu kelas hanya terdapat beberapa buah buku saja, sedangkan kelas terdiri dari anak-anak yang cukup banyak.
- Untuk melaksanakan tugas tersebut harus dibagi dalam beberapa kelompok, sehingga masing-masing kelompok dapat memperoleh sebuah buku.
- Bila kemampuan individual anak-anak berbeda-beda dalam hal ini peserta didik dapat bekerja sama antara yang pandai dengan yang kurang pandai begitupun pula antara peserta didik yang setaraf kepandaiannya.
- apabila minat individual diantara peserta didik berbeda-beda, misalnya dalam olahraga ada yang gemar senam atletik atau permainan lain.
- bila terdapat beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam waktu yang sama atau bila sebuah tugas pekerjaan lebih tepat untuk diperinci, maka kelas dapat dibagi dalam bebrapa kelompok menurut jenis kebutuhan dan masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap tugas khusus tersebut.
- DASAR-DASAR PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK
- Perbedaan individual
- Perbedaan dalam kemampuan belajar, seperti kelompok pandai, sedang, dan kurang , masing-masing menjadi satu kelompok.
- Perbedaan dalam mempelajari minat sesuatu, seperti kelompok yang berminat terhadap bahasa, agama, matematika, dan sebagainya, masing-masing menjadi satu kelompok.
- Fasilitas belajar
- Pembagiaan pekerjaan
- Peningkatan partisipasi peserta didik
- Perbedaan jenis kelamin.
- FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL KERJA KELOMPOK
- Kecerdasan individual, yaitu semakin terdapat anggota kelompok yang cerdas akan semakin baik hasil kerja kelompok dan sebaliknya.
- Keakraban kelompok terhadap bidang masalah yang dihadapi maupun terhadap cara-cara kerja sama dalam kelompok.
- Harmonis tidaknya atau keserasian hubungan emosional dan hubungan antarpribadi dalam kelompok.
- Ada tidaknya semangat dan kegairahan kerja dalam kelompok.
- Berat ringannya atau sukar tidaknya tugas-tugas yang dihadapi oleh kelompok.
- Besar kecilnya jumlah anggota kelompok dan kemampuan pemimpin kelompok untuk menciptakan suatu struktur kerja kerja kelompok yang baik dan memadai.
- LANGKAH-LANGKAH METODE KERJA KELOMPOK
- Membentuk kelompok.
- Pemberian tugas-tugas pada kelompok.
- Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya. Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royong menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja kelompok.
- Pendidik atau pendidik bersamaan peserta didik dilakukan penilaian, bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu kesatuan.
- BENTUK-BENTUK KERJA KELOMPOK
Disebut juga rapat kilat.
Biasanya kelompok jangka pendek hanya memakan waktu, kurang lebih 15 menit, misalnya: ketika seorang pendidik sedang menerangkan suatu pekerjaan, tiba-tiba ada suatu masalah yang harus dipecahkan. Pendidik membagi peserta didik atas beberapa kelompok untuk memecahkan masalah tersebut dalam waktu yang ditentukan.
Selama rapat kilat, pendidik harus berkeliling untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Apakah peserta didik tetap pad persoalan semula
- Kalau ada yang keluar dari persoalan harus diselidiki sebab-sebabnya
- Apakah peserta didik memiliki ketua kelompok dan seorang pencatat
- Apakah setiap peserta didik menyetujui yang demikian
- Apakah ada peserta didik yang selalu menguasai pembicaraan
- Apakah ada saling harga menghargai untuk setiappendapat.
Yaitu kerja kelompok yang memakan waktu yang lama, sesuai dengan tugas-tugas yang akan dibahas dan masalah yang akan diselesaikan. Kelompok jangka panjang tersebut bertujuan:
- Memecahkan masalah yang betul-betul terjadi dalam kehidupan masyarakat, misalnya: kenakalan remaja, penyakit menular, keluarga berencana, k.3 dan lain-lain.
- Untuk menanamkan pada peserta didik supaya berbakti kepada masyarakat. Dengan cara turut sertanya peserta didik dalam suatu kelompok.
- Menambah pengalaman peserta didik untuk memahami leadership. Peserta didik akan ditugaskan untuk membuat rencana menyelesaiakan suatu masalah secara bersama membagi tugas dalam pekerjaan dan sebagainya.
Ini dapat dilaksanakan dengan membagi peserta didik dalam kelompok sesuai dengan kesanggupannya. Dalam suatu kelas selalu terdapat perbedaan dalam tingkatan kepandaian peserta didik, sehingga menyulitkan untuk memberikan tugas yang sama untuk itu haruslah pendidik membagi peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Supaya kerja kelompok kelompok campuran berjalan dengan baik pendidik harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut:
- menyediakan tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik.
- Tugas itu harus disusun dengan baik sesiuai dengan kemampuan, supaya dapat diselesaikan oleh setiap kelompok.
- Pendidik harus memberikan petunjuk kepada anggota kelompok dimana diperlukan dan dibutuhkan.
- KEWAJIBAN PEMIMPIN KELOMPOK
- Memberikan hubungan dan pengertian yang jelas mengenai tujuan-tujuan dan kemajuan setiap bagian. Setiap anggota dapat memahami apa dan mengapa anggota lain berbuat suatu perbuatan tertentu.
- Memberikan pertolongan kepada setiap bagian kelompok untuk memecahkan masalah/ kesulitan yang dihadapinya.
- Melakukan pembagian kerja-tugas yang jujur kepada setiap anggota sehingga terbagi secara merata dan adil.
- Memberikan tugas-tugas secara efisien sehingga anggota yang mempunyai kecakapan/kemampuan lebih besar untuk tugas akan dipercayakan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan. Kecuali jika dimaksud untuk mendidik anggota dengan tugas-tugas baru, maka unsur efisiensi langsung dapat dikesampingkan.
- Mendidik anggota dengan tugas-tugas baru. Dalam hal ini memang senantiasa diperlukan, hanya saja patut diperhatikan kemungkinan timbulnya kekecewaan-kekecewaan (frustasi) dalam memecahkan masalah pada anggota-anggota tersebut itu. Pemimpin kelompok harus menjaga agar kekecewaan-kekecewaan itu tidak membuat para anggota yang bersangkutan:
- Menjauhkan diri dari masalah yang dihadapinya.
- Mengalami kegoncangan emosi sedemikian rupa, sehingga semakin membenci pekerjaannya atau kelompoknya.
- Menjadi antagonistrik (menimbulkan pertentangan batin) terhadap sesama anggota, sehingga ia memutuskan lebih baik bekerja sendiri atau tidak mengerjakan sesuatu sama sekali.
- KEWAJIBAN ANGGOTA KELOMPOK
- Mengemudikan usaha tanpa bantuan dari pendidik.
- Selalu memusatkan perhatian kepada tujuan yang akan dicapai. Setiap anggota kelompok baik secara perseorangan maupun secara bersama harus selalu memusatkan perhatian kepad tujuan yang ingin dicapai. Hal ini berguna supaya jangan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari tujuan. Kalau, terjadi hal yang demikian maka setiap anggota berusaha supaya meluruskan jalan kembali..
- Masing-masing anggota harus melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Apabila anggota kerja kelompok sudah bekerja dengan sungguh-sungguh maka tujuan yang akan dicapai oleh kelompok akan tercapai. Tetapi apabila salah satu anggota kelompok tidak melaksanakan tugasnya atau hanya setengah-setengah maka pencapaian tujuan akan mengalami kegagalan sama sekali.
- Masing-masing anggota kelompok dapat bekerja sama dengan kelompok lain. Kerja sama ini sangat penting sekali sebb dengan kerja sama akan memudahkan pelaksanaan tugas. Sebab dalam kerja sama anggota kelompok akan dapat bertukar fikiran, bantu membantu dan lain sebagainya.
- Melaporkan kemajuan yang dicapai dalam ikatan kelompok. Setiap anggota kelompok punya rasa tanggung jawab yang besar atas hasil yang dicapai oleh kelompok. Semua kemajuan-kemajuan yang dicapai itu oleh kelompok dilaporkan secara lisan, tulisan, kepada pendidik atau berupa hasil pekerjaan dan sebagainya.
- VARIABEL-VARIABEL YANG MENENTUKAN TERHADAP HASIL KERJA KELOMPOK
- Kecerdasan setiap anggota kelompok dalam memahami masalah, merencanakan dan melaksanakan secara efisien.
- Sifat-sifat kepribadian setiap anggota kelompok terutama dalam hubungan dengan orang lain.
- Lapangan masalah yang menjadi perhatian kelompok merupakan hal yang sudah dikenal.
- Pemahaman terhadap kerja kelompok
- Struktur tugas yang dilaksanakan oleh pemimpin kelompok
- Motivasi kelompok
- Besarnya kelompok
- Sukarnya tugas yang dihadapi
- Persiapan diluar kelompok dengan anggota dalam kelompok
- KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN KERJA KELOMPOK
- Ditinjau dari pedagogis; kegiatan kelompok akan mendapatkan kualitas kepribadian peserta didik seperti: adanya kerja sama, toleransi, berfikir kritis, disiplin dan sebagainya.
- Ditinjau dari segi psikologo; timbul persaingan yang positif antara kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
- Ditinjau dari segi sosial; anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
- Ditinjau dari segi ajaran islam; saling membantu sesama termasuk ibadah..
- KELEMAHAN-KELEMAHAN METODE KERJA KELOMPOK
- Kadang-kadang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat sesama peserta didik yang ada dalam kelompok
- Tugas pendidik akan menjadi lebih banyak dan beragam.
- Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir peserta didik yang cakap dan rajin, sedangkan peserta didik yang malas menyerahkan tugas-tugas kepada temannya dalam kelompok tersebut.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode kerja kelompok, antara lain:
- Yang mendasari pengelompokan peserta didik secara wajar dapat dilihat dari:
- Perbedaan individual.
- Fasilitas belajar.
- Pembagiaan pekerjaan.
- Peningkatan partisifasi peserta didik.
- Perbedaan jenis kelamin.
- Faktor-faktor pendukung keberhasilan kerja kelompok:
- Kecerdasan individual.
- Keakraban kelompok terhadap masalah yang dihadapi.
- Keharmonisan hubungan emosional dan antar pribadi dalam kelompok.
- Semangat dan kegairahan kerja dalam kelompok.
- Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan kerja metode kelompok:
- Membentuk kelompok.
- Pemberian tugas-tugas pada kelompok.
- Setiap kelompok mengerjakan tugasnya masing-masing.
- Penilaian.
- Bentuk-bentuk kerja kelompok
- Kelompok jangka pendek
- Kelompok jangka panjang
- Kerja kelompok campuran
- Kewajiban anggota kelompok, antara lain:
- Mengemudikan usaha tanpa bantuan pendidik.
- Selalu memusatkan perhatian kepada tujuan yang akan dicapai.
- Masing-masing anggota melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh.
- Masing-masing angota kleompok dapat bekerja sama dengan kelompok lain.
- Melaporkan kemajuan yang dicapai.
- Keuntungan-keuntungan metode kerja kelompok dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: pedagogis, psikologi, sosial dan ajaran agama.
- Kelemahan-kelemahannya antara lain:
- Dapat menimbulkan persaingan.
- Tugas pendidik bertambah dan beragam.
- Terkadang tugas dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok.
- SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar