Rabu, 06 Mei 2015



Makalah Metode Drill
Home » makalah » Makalah Metode Drill

BAB I
PENDAHULUAN
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Oleh karena itu, peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Oleh
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Drill
Mengenai definisi atau pengertian metode drill, para ahli memberikan definisi yang agak sedikit berbeda meskipun pada intinya definisi-definisi tersebut sama. Diantaranya :
-          Menurut Roestiyah, ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.[1]
-          Menurut Ramayulis, metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.[2]
-          Menurut Abdul Majid, suatu rencana menyeluruh tentang penyajian materi secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.[3]
-          Menurut Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen.[4]


2.2 Tujuan Penggunaan Metode Drill
Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
-          Memiliki ketrampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga.
-          Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak.
-          Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab-akibat banyak hujan – banjir; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.[5]
2.3 Syarat-syarat Metode Drill
Dalam menjalankan metode drill, ada beberapa syarat yang harus ditempuh untuk hasil yang optimal. Antara lain :
1.      Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.
-          Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.
-          Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.
-          Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi.
2.      Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
3.      Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.
4.      Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.
5.      Latihan diberikan secara sistematis.
6.      Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.
7.      Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.[6]

2.3 Kelemahan Metode Drill
-          Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis.[7]
-          Dapat menimbulkan ferbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berpikir.[8]
-          Dapat menghambat insiatif peserta didik, dimana insiatif dan minat peserta didik yang berbeda dengan petunjuk pendidik dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.[9]
-          Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.[10]
-          Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.[11]




BAB III
KESIMPULAN
Ø  Metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru siswa disuruh mempraktekkan sehingga menjadi mahir dan terampil.
Ø  Tujuan penggunaan metode drill, antara lain : memiliki ketrampilan motoris/gerak; mengembangkan kecakapan intelek; memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.
Ø  Kelemahan metode drill, antara lain: membentuk kebiasaan yang kaku; dapat menimbulkan ferbalisme; dapat menghambat insiatif peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru, Bandung: Rosda Karya, 2006.


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran, khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Di samping masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxpiH3Ek_6d0Dj8rzTF7lKVXj3B48UwQU__4q29qOVuMVaojZrdG1tWG4bzTXsE3K5mW-tP-n5DKAnpZAwITM-u2HlV0297HHazfLFZHduXIwQD0dp0o6mUuZXYIa4y9nKjmiVo0Ks6uKU/s200/animasi-bergerak-untuk-powerpoint-belajar.gif
Add caption
Metode pengajaran yaitu, suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system pengajaran.
Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi suatu proses antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perubahan tingkah laku. Jadi suatu pengulangan terhadap apa yang terjadi belum dapat dikatakan suatu proses pembelajaran, oleh karena itu perlu dipahami dalam situasi yang bagaimanakah sepantasnya dilakukan latihan siap dan bagaimanakah cara pelaksanaannya.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian Metode Drill (latihan siap ) ?
2.         Apa saja Macam-macam Metode Drill (latihan siap)?
3.         Bagaimana Karakteristik Metode Drill (latihan siap)?
4.         Bagaimana Langkah-langkah Metode Drill (latihan siap)?



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Metode Drill (Latihan Siap)
Pembahasan metode drill sebagai bahan kajian inti dari penulisan, perlu diperjelas bahwa metode itu sendiri merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman belajar siswa tetapi satu dengan yang lain saling menunjang.
Teknis pelaksanaan metode dalam pembelajaran menurut Samsul Nizar menyebutkan, sebagai berikut:
a.       Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
b.      Sesuatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
c.       Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Metode adalah prosedur tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Proses yang harus dilakukan merupakan rangkaian stimulasi yang tersistem dalam satu bingkai aktifitas pembelajaran. Keterkaitan terpadu empat komponen dasar pembelajaran siswa, pengajar, bahan belajar dan metode akan dapat mengantar pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Suatu metode tidak hanya akan mampu mengantarkan pada ketercapaian satu tujuan namun bisa mempunyai fungsi ganda atau dobel. Ketercapaian hasil dengan prestasi yang meningkat juga pengalaman anak didik dan guru bisa menjadi sasaran sampingan dari penggunaan suatu metode.
Dalam proses pembelajaran bermacam komponen membentuk sistem pergerakan untuk mencapai perubahan, bermacam komponen menjadi sinergis apabila satu sama lain mendukung dan berkolaboratif secara aktif. Hambatan disalah satu komponen bisa menyebabkan adanya gangguan sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif. Sumitro menyatakan Interaksi aktif antar komponen pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut, salah satunya dalam penggunaan metode drill yakni Interaksi antar Komponen Pembelajaran.
Pemilihan metode yang tepat dalam membelajarkan suatu materi akan menjadikan suatu proses pembelajaran menjadi efektif, tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah tercapai. Demikian pula memilih metode drill di sini menjadi tepat dan efektif jika suatu tujuan dan kompetensi pembelajaran telah diketahui. Pengertian metode drill itu sendiri dari segi kebahasaan adalah metode latihan atau metode “training” yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Mananamkan kebiasaan yang benar pada anak dengan usia yang belia tidak mudah. Pengulangan, penekanan, evaluasi harus sering dilakukan sebab anak terutama anak usia sekolah dasar memiliki dunia sendiri yang mengasikkan bagi mereka. Aktifitas motorik yang tinggi menjadikan aktifitas kognitif akademis dapat tertekan, terlupakan, menanamkan kepedulian, motivasi, dan tekad untuk mempunyai kebiasaan yang benar perlu dilakukan secara kontinyu, dengan sistematika proses yang panjang, konsisten dan berulang.
Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata diterima. Selain itu metode juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian metode latihan bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi buta, bukan hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan pengertian yang mempunyai tujuan tertentu.
Metode drill/ latihan siap ialah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan cara melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Adapun pengertian lain (Winarno Surachmad, 1979: 76) dimaksudkan untuk  memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan latihan dari apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.
Metode ini berasal dari metode pengajaran Herbart, yaitu metode assosiasi dan ulangan tanggapan, yang dimaksudkan untuk memperkuat tanggapan pelajaran pada siswa. Pelaksanaannya secara mekanis untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran dan kecakapan, sehingga menimbulkan verbalisme pengetahuan siswa, kebiasaan menghafal secara mekanis tanpa pengertian.
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, materi yang bisa diajarkan dengan metode ini di antaranya adalah materi yang bersifat pembiasaan, seperti ibadah shalat, mengkafani jenazah, baca tulis al-Qur’an, dan lain-lain.
Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata qur’andalam arti demikian sebagaimana tersebut dalam surah Al-Qiyamah ayat 17 dan 18 : 
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ,فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ 
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Maka apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”.( Q.S. Al-Qiyamah : 17-18)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama  dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT yang isinya mencakup segala pokok-pokok Syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.  Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai merata rahmat-Nya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta. Sehubungan dengan cinta Al-Qur’an yang dimaksud di atas orang-orang yang suka membaca dalam pengertian yang sebenarnya membaca yang bukan sembarang membaca. Membaca untuk difahami, dimengerti, dan selanjutnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Macam-Macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut :
a.       Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
b.       Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi.
c.       Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
d.       Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
e. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 

C.     Karakteristik Metode Drill (Latihan Siap)
Secara umum pembelajaran dengan metode latihan siap (drill) biasanya digunakan agar :
a.       Siswa memperoleh kecakapan motorik, seperti mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan, dan atletik.
b.      Siswa memperoleh kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol, dsb.
c.       Assosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunan simbol, membaca peta, dsb.
d.      Dalam mengajarkan kecakapan, dengan metode latihan siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri, seperti,kecakapan sebagai penyempurnaan dari suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
       Metode drill/ latihan siap tepat digunakan:
1.      Apabila pelajaran dimaksudkan untuk pelajaran yang sudah diberikan atau yang sedang berlangsung.
2.      Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu dan melatih siswa untuk berfikir cepat.
3.      Metode ini digunakan untuk memperkuat daya tanggapan siswa terhadap pelajaran.
Beberapa keuntungan dalam pemanfaatan metode drill adalah sebagai berikut:
1.      Dalam waktu yang relatif singkat, siswa dapat dengan cepat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.
2.      Dapat menanamkan pada siswa kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
3.      Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
4.      Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan antara siswa yang disiplin dan yang kurang memperhatikan saat berlangsungnya pengajaran.
5.       Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa, karena seluruh fikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
6.      Siswa akan dapat menggunakan daya pikirnya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa akan menjadi lebih teratur dan teliti.
Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar, di samping itu juga siswa langsung mengetahui prestasinya.
Di samping keuntungan yang ada, ada beberapa kelemahan dalam metode ini, antara lain:
1.      Dapat menghambat inisiatif siswa, di mana inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikan.
2.      Kurang memperhatikan penyesuaiannya dengan lingkungan.
3.      Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak otomatis.
4.      Dapat menimbulkan verbalisme.
5.      Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
6.         Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
Kelemahan-kelemahan di atas dapat diatasi dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1.         Guru mengarahkan siswa untuk memberikan respons yang maksimal dan reaksi yang tepat.
2.         Jika terdapat kesulitan pada siswa saat merespons, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
3.         Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respons yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
4.         Usahakan siswa memiliki ketepatan merespons kemudian kecepatan merespon.
5.         Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh siswa.

D.    Langkah-langkah Metode Drill (Latihan Siap)
Langkah-langkah penerapannya metode drill di kelas, latihan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik. Meskipun metode ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti bahwa setiap metode ini harus dipakai dalam semua aktifitas pembelajaran. Pengggunaan metode ini tergantung pada keperluan-keperluan khusus, seperti pembiasaan mengerjakan sholat, membaca al-Qur’an, dan sejenisnya.
Sebelum melaksanakan metode drill, guru harus mempertimbangkan tentang sejauhmana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat dalam penerapan metode ini.
a.       Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1)      Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
2)      Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
3)      Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
4)      Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh
b.       Tahap Pelaksanaan
1)      Langkah pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
2)      Langkah pelaksanaan
a.       Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
b.      Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan
c.       Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
d.      Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
3)      Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
c.       Penutup
1)      Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
2)      Memberikan latihan penenangan.
Pengertian yang dibutuhkan untuk keberhasilan suatu drill adalah:
1.         Pengertian terhadap latihan itu sendiri    
2.         Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pengajaran.
Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase:
1.         Fase intregatif, di mana presepsi dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan.
2.         Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini, diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang berulangkali. Jadi, variasi praktek di sini ditujuan untuk mendalami arti bukan ketangkasan sedangkan praktek yang sering ditujukan untuk mempertinggi efensiensi, bukan ntuk mendalami arti.
Dalam pelaksanaannya, metode drill terkadang mengalami beberapa hambatan, terutama yang terkait dengan kesiapan guru dan pengkondisian kelas. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dalam menggunakan metode drill, antara lain:
a.             Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis.
b.            Latihan harus memiliki arti dalam tingkah laku yang lebih luas, yakni:
1.      Sebelum melaksanakan latihan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan tersebut.
2.      Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupannya kelak.
3.      Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
c.             Latihan-latihan tersebut pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa:
1.      Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
2.      Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul respon yang benar akhirnya harus dikenal siswa.
3.      Siswa memerlukan waktu untuk variasi latihan, perkembangan arti dan control.
4.      Pertama harus bersifat ketetapan, yang kemudian kecepatan, dan akhirnya kedua-duanya harus dimiliki siswa.
5.      Masa latihan, harus relatif singkat dan sering dilakukan latihan-latihan lanjutan.
6.      Kondisi latihan harus menarik minat siswa, dan dalam suasana menyenangkan.
7.      Proses yang bersifat fundamental harus didahulukan dari latihan yang sifatnya sekunder.
d.         Proses latihan juga harus memperhatikan perbedaan kemampuan individual.
Agar pemakaian metode drill dapat efektif, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.         Sebelum pelajaran dimulai, hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.
2.         Metode ini hanya dipakai untuk bahan pelajaran/ kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.
3.         Diusahakan hendaknya masa latihan sesingkat mungkin, agar tidak membosankan.
4.         Maksud diadakannya latihan ulang harus mempunyai tujuan yang lebih luas.
5.         Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Metode drill merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
Macam-macam metode drill
a.       Teknik Inquiry (kerja kelompok)
b.      Teknik Discovery (penemuan)
c.       Teknik Micro Teaching
d.      Teknik Modul Belajar
e.       Teknik Belajar Mandiri
Berikut karakteristik metode drill:
1)      Siswa memperoleh kecakapan motorik, seperti mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan, dan atletik.
2)      Siswa memperoleh kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol, dsb.
3)      Assosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunan simbol, membaca peta, dsb.
Langkah-langkah metode drill yakni sebagai berikut:
A.    Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1)      Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
2)      Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
3)      Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
4)      Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh
B.     Tahap Pelaksanaan
1)      Langkah pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
2)      Langkah pelaksanaan
a.       Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
b.      Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan
c.       Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
d.      Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
3)      Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
C.     Tahap Penutup
1)      Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
2)      Memberikan latihan penenangan.

















DAFTAR PUSTAKA

·         Zuhairini & Abdul Ghofur, dkk. 1983. Methodik Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset Printing
·         Nasih, Ahmad Munjuin, dkk. 2009. Metode & teknik Pembelajaran PAI. Bandung: Refika Aditama
·         Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers


METODE KERJA KELOMPOK


Posted by bqsukmawati in Uncategorized
Leave a comment
BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan berbagai pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran agama islam harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran PAI yang bersifat procedural.
Namun permasalahan sering kali dijumpai dalam pengajaran, terutama pengjaran agama islam. Pengajaran agama islam adalah bagaimana menyajikan materi kepada peserta didik secara baik, sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efesien serta sering ditemukannya kurangnya pemahaman pengajar terhadap penerapan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang metode kerja kelompok dan apa-apa yang terkandung didalamnya, beserta penerapannya yang mana metode ini merupakan salah satu metode yang bisa dipakai untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Seperti yang kita ketahui, dalam setiap metode yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada satupun metode yang sempurna, pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Apalagi metode kerja kelompok yang merupakan penggabungan (pengelompokan) sera pembaagian peserta didik kedalam suatu kelompok tersendiri, yang dimana dalam hal ini semua anggota kelompok harus bekerja sama secara gotong royong tanpa membebankan kepada salah seorang dari anggota kelompoknya.
Dalam metode kerja kelompok ini, supaya tercapai tujuan yang diharapkan, maka semua anggota kelompok harus bekerja saling membantu satu sama lain supaya terjalin hubungan yang harmonis antara mereka. Karena dengan suasana yang harmonis bisa menunjang keberhasilan dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi bersama-sama, karena masalah itu bukan dibebankan kepada individual melainkan dibebankan kepada emua anggota kelompok.
  1. RUMUSAN MASALAH
    1. Apa pengertian dan landasan metode kerja kelompok dalam pembelajaran PAI?
    2. Hal-hal  apa saja yang mendasari pengelompokan dan yang sewajarnya dilakukan dalam metode kerja kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.?
    3. Apa saja kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemimpin serta anggota kelompok dalam suatu kelompok?
    4. Bagaimanakah langkah-langkah serta bentuk-bentuk metode kerja kelompok?
    5. TUJUAN
Penyususnan makalah yang berjudul METODE KERJA KELOMPOK ini bertujuan yaitu:
  1. Mengetahui pengertian serta landasan dalam al-qur’an mengenai metode kerja kelompok ini.
  2. Dapat membuktikan metode kerja kelompok ini wajar dipergunakan dalam proses belajar mengajar atau tidak.
  3. Mengetahui dasar kita mengelompokkan peserta didik.
  4. Mengetahui faktor-faktor serta langkah-langkah dan bentuk-bentuk metode kerja kelompok.
  5. Mengetahui kewajiban seorang pemimpin serta kewajiban setiap anggota kelompok..





BAB II
PEMBAHASAN
METODE KERJA KELOMPOK
  1. PENGERTIAN
Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
Tugas-tugas itu dikerjakan dalam kelompok secara bergotong royong. Suatu kelas dapat dipandang sebagai suatu kesatuan kelompok tersendiri, dapat pula dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian dapat dibagi pula menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi, semua pembagian kelompok itu amat bergantung dari tujuan  dan kepentingannya.
Sebagaimana prinsip dasar metode ini terdapat dalam al-qur’an . firman Allah swt:
“Dan tidaklah patut orang mukmin keluar semua, tetapi   langkah baiknyajika keluar sebagian dari tiap-tiap kelompok, untuk mempelajari ilmu aagama dan membeeri kabar takut pada umatnya waktu mereka kembali kepada mereka, moga-moga mereka berhati takut”.

Dalam pelaksanaan shalat yang dikerjakan oleh nabi bersama sahabat dalam peperangan, juga ditemukan prinsip-prinsip metode kerja kelompok.
Cara pelaksanaannya:
Kalau musuh berada disebelah kiblat, maka pimpinan hendaklah mengatur tentaranya menjadi dua saf. Imam sembahyang berada dengan kedua saf  itu, sampai i’tidal pada rakaat pertama. Kemudian apabila imam sujud, hendaklah sujud pula salah satu dari kedua saf itu mengikut imam, dan saf yang lain tetap berdiri mengamati musuh. Apabila imam dan salah satu saf yang mengikuti imam bangun dari sujud, maka saf yang menjaga tadi hendaklah sujud dan bangkit menghubungi imam pada rakaat kedua membaca bacaan ruku’ dan i’tidal bersama-sama.
Demikianlah pelaksanaan shalat tersebut scara berganti-ganti dan berkelompok-kelompok antara saf yang menjaga / mengambil musuh dengan saf yang sujud. Disini nampak bahwa satu sama lain saf isi meengisi, hingga saflat mereka secara bersama-sama menjadi sempurna.
  1. KEWAJARAN METODE KERJA KELOMPOK
Metode kerja kelompok wajar digunakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
  1. Memupuk dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan kelompok, melatih kepemimpinan, mengembangkan rasa setia kawan dan sikap tolong menolong.
  2. Memberi peluang untuk berinisiatif dan mewujudkan diri, secara positif dengan membuat perencanaan dan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan bersama.
  3. Mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan keperibadian peserta didik kedalam hidup kebersamaan dalam masyarakat.
  4. Bila kekurangan alat pelajaran (fasilitas dalam kelas, umpamanya dalam satu kelas hanya terdapat beberapa buah buku saja, sedangkan kelas terdiri dari anak-anak yang cukup banyak.
  5. Untuk melaksanakan tugas tersebut harus dibagi dalam beberapa kelompok, sehingga masing-masing kelompok dapat memperoleh sebuah buku.
  6. Bila kemampuan individual anak-anak berbeda-beda dalam hal ini peserta didik dapat bekerja sama antara yang pandai dengan yang kurang pandai begitupun pula antara peserta didik yang setaraf kepandaiannya.
  7. apabila minat individual diantara peserta didik berbeda-beda, misalnya dalam olahraga ada yang  gemar senam atletik atau permainan lain.
  8. bila terdapat beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam waktu yang sama atau bila sebuah tugas pekerjaan lebih tepat untuk diperinci, maka kelas dapat dibagi dalam bebrapa kelompok menurut jenis kebutuhan dan masing-masing kelompok bertanggung jawab terhadap tugas khusus tersebut.
  9. DASAR-DASAR PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK
Pengelompokan peserta didik secara wajar dapat didasarkan kepada:
  1. Perbedaan individual
Terdapat dua jenis perbedaan individual yang dapat dipakai untuk pengelompolan, yaitu:
  • Perbedaan dalam kemampuan belajar, seperti kelompok pandai, sedang, dan kurang , masing-masing menjadi satu kelompok.
  • Perbedaan dalam mempelajari minat sesuatu, seperti kelompok yang berminat terhadap bahasa, agama, matematika, dan sebagainya, masing-masing menjadi satu kelompok.
  1. Fasilitas belajar
Pada umumnya pasilitas belajar yang minim membuat peserta didik terpaksa dikelompok-kelompokan untuk dapat memperoleh kesempatan yang merata dalam memakai fasilitas yang dimaksud, seperti penggunaan laboratorium dan alat-alatnya.
  1. Pembagiaan pekerjaan
Jika pekerjaan kelas “besar” sehingga perlu dibagi-bagi menjadi bagian-bagian tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok-kelompok, dengan demikian tugas kelas itu diringankan oleh adanya pembagian tugas-tugas khusus.
  1. Peningkatan partisipasi peserta didik
Bilamana dalam waktu yang relatif singkat dikehendaki keikutsertaan peserta didik secara penuh, maka kelas dapat dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil, sehingga setiap anggota dari kelompok itu dapat berpartisipasi.
  1. Perbedaan jenis kelamin.
Terutama digunakan terhadap materi-materi yang sebaiknya hanya dibicarakan/diselesaikan oleh/ dalam linhkungan pria atau wanita saja.
  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL KERJA KELOMPOK
Terdapat berbagai faktor yang turut menentukan keberhasilan kerja kelompok, antara lain:
  1. Kecerdasan individual, yaitu semakin terdapat anggota kelompok yang cerdas akan semakin baik hasil kerja kelompok dan sebaliknya.
  2. Keakraban kelompok terhadap bidang masalah  yang dihadapi maupun terhadap cara-cara kerja sama dalam kelompok.
  3. Harmonis tidaknya atau keserasian hubungan emosional dan hubungan antarpribadi dalam kelompok.
  4. Ada tidaknya semangat dan kegairahan kerja dalam kelompok.
  5. Berat ringannya atau sukar tidaknya tugas-tugas yang dihadapi oleh kelompok.
  6. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok dan kemampuan pemimpin kelompok untuk menciptakan suatu struktur kerja kerja kelompok yang baik dan memadai.

  1. LANGKAH-LANGKAH METODE KERJA KELOMPOK
Dalam pelaksanaannya dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Membentuk kelompok.
Pendidik atau peserta didik, atau pendidik bersama peserta didik membentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah kelompok dan berapa jumlah anggota setiap kelompok disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik menjelaskan tujuan,  kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok.
  1. Pemberian tugas-tugas pada kelompok.
Pendidik membrikan tugas-tugas kepada peserta didik menurut kelompoknya masing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang mungkin dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan  hasil kerja kelompok sebagai suatu kesatuan.
  1. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya. Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royong menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja kelompok.
  2. Pendidik atau pendidik bersamaan peserta didik  dilakukan penilaian, bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu kesatuan.

  1. BENTUK-BENTUK KERJA KELOMPOK
1. kelompok jangka pendek.
Disebut juga rapat kilat.
Biasanya kelompok jangka pendek hanya memakan waktu, kurang lebih 15 menit, misalnya: ketika seorang pendidik sedang menerangkan suatu pekerjaan, tiba-tiba ada suatu masalah yang harus dipecahkan. Pendidik membagi peserta didik atas beberapa kelompok untuk memecahkan masalah tersebut dalam waktu yang ditentukan.
Selama rapat kilat, pendidik harus berkeliling untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Apakah peserta didik tetap pad persoalan semula
  2. Kalau ada yang keluar dari persoalan harus diselidiki sebab-sebabnya
  3. Apakah peserta didik memiliki ketua kelompok dan seorang pencatat
  4. Apakah setiap peserta didik menyetujui yang demikian
  5. Apakah ada peserta didik yang selalu menguasai pembicaraan
  6. Apakah ada saling harga menghargai untuk setiappendapat.
2. kelompok jangka panjang
Yaitu kerja kelompok yang memakan waktu yang lama, sesuai dengan tugas-tugas yang akan dibahas dan masalah yang akan diselesaikan. Kelompok jangka panjang tersebut bertujuan:
  1. Memecahkan masalah yang betul-betul terjadi dalam kehidupan masyarakat, misalnya: kenakalan remaja, penyakit menular, keluarga berencana, k.3 dan lain-lain.
  2. Untuk menanamkan pada peserta didik supaya berbakti kepada masyarakat. Dengan cara turut sertanya peserta didik dalam suatu kelompok.
  3. Menambah pengalaman peserta didik untuk memahami leadership. Peserta didik akan ditugaskan untuk membuat rencana menyelesaiakan suatu masalah secara bersama membagi tugas dalam pekerjaan dan sebagainya.
3. kerja kelompok campuran.
Ini dapat dilaksanakan dengan membagi peserta didik dalam kelompok sesuai dengan kesanggupannya. Dalam suatu kelas selalu terdapat perbedaan dalam tingkatan kepandaian peserta didik, sehingga menyulitkan untuk memberikan tugas yang sama untuk itu haruslah pendidik membagi peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Supaya kerja kelompok kelompok campuran berjalan dengan baik pendidik harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut:
  1.  menyediakan tugas sesuai dengan kemampuan peserta didik.
  2. Tugas itu harus disusun dengan baik sesiuai dengan kemampuan, supaya dapat diselesaikan oleh setiap kelompok.
  3. Pendidik harus memberikan petunjuk kepada anggota kelompok dimana diperlukan dan dibutuhkan.
  1. KEWAJIBAN PEMIMPIN KELOMPOK
Pemimpin kelompok harus mengembangkan struktur kerja kelompok berikut:
  1. Memberikan hubungan dan pengertian yang jelas mengenai tujuan-tujuan dan kemajuan setiap bagian. Setiap anggota dapat memahami apa dan mengapa anggota lain berbuat suatu perbuatan tertentu.
  2. Memberikan pertolongan kepada setiap bagian kelompok untuk memecahkan masalah/ kesulitan yang dihadapinya.
  3. Melakukan pembagian kerja-tugas yang jujur kepada setiap anggota sehingga terbagi secara merata dan adil.
  4. Memberikan tugas-tugas secara efisien sehingga anggota yang mempunyai kecakapan/kemampuan lebih besar untuk tugas akan dipercayakan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan. Kecuali jika dimaksud untuk mendidik anggota dengan tugas-tugas baru, maka unsur efisiensi langsung dapat dikesampingkan.
  5. Mendidik anggota dengan tugas-tugas baru. Dalam hal ini memang senantiasa diperlukan, hanya saja patut diperhatikan kemungkinan timbulnya kekecewaan-kekecewaan (frustasi) dalam memecahkan masalah pada anggota-anggota tersebut itu. Pemimpin kelompok harus menjaga agar kekecewaan-kekecewaan itu tidak membuat para anggota yang bersangkutan:
    1. Menjauhkan diri dari masalah yang dihadapinya.
    2. Mengalami kegoncangan emosi sedemikian rupa, sehingga semakin membenci pekerjaannya atau kelompoknya.
    3. Menjadi antagonistrik (menimbulkan pertentangan batin) terhadap sesama anggota, sehingga ia memutuskan lebih baik bekerja sendiri atau tidak mengerjakan sesuatu sama sekali.
    4. KEWAJIBAN ANGGOTA KELOMPOK
Agar kerja kelompok mencapai tujuan maka setiap anggota kelompok punya kewajiban:
  1. Mengemudikan usaha tanpa bantuan dari pendidik.
Setiap petugas baik secara bersama maupun secaara perseorangan punya tanggungjawab untuk mengemudikan usaha dalam kelompoknya tanpa ada bantuan dari siapapun.
  1. Selalu memusatkan perhatian kepada tujuan yang akan dicapai. Setiap anggota kelompok baik secara perseorangan maupun secara bersama harus selalu memusatkan perhatian kepad tujuan yang ingin dicapai. Hal ini berguna supaya jangan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari tujuan. Kalau, terjadi hal yang demikian maka setiap anggota berusaha supaya meluruskan jalan kembali..
  2. Masing-masing anggota harus melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Apabila anggota kerja kelompok sudah bekerja dengan sungguh-sungguh maka tujuan yang akan dicapai oleh kelompok akan tercapai.  Tetapi apabila salah satu anggota kelompok tidak melaksanakan tugasnya atau hanya setengah-setengah maka pencapaian tujuan akan mengalami kegagalan sama sekali.
  3. Masing-masing anggota kelompok dapat bekerja sama dengan kelompok lain. Kerja sama ini sangat penting sekali sebb dengan kerja sama akan memudahkan pelaksanaan tugas. Sebab dalam kerja sama anggota kelompok akan dapat bertukar fikiran, bantu membantu dan  lain sebagainya.
  4. Melaporkan kemajuan yang dicapai dalam ikatan kelompok. Setiap anggota kelompok punya rasa tanggung jawab yang besar atas hasil yang dicapai oleh kelompok. Semua kemajuan-kemajuan yang dicapai itu oleh kelompok dilaporkan secara lisan, tulisan, kepada pendidik atau berupa hasil pekerjaan dan sebagainya.
  5. VARIABEL-VARIABEL YANG MENENTUKAN TERHADAP HASIL KERJA KELOMPOK
    1. Kecerdasan setiap anggota kelompok dalam memahami masalah, merencanakan dan melaksanakan secara efisien.
    2. Sifat-sifat kepribadian setiap anggota kelompok terutama dalam hubungan dengan orang lain.
    3. Lapangan masalah yang menjadi perhatian kelompok merupakan hal yang sudah dikenal.
    4. Pemahaman terhadap kerja kelompok
    5. Struktur tugas yang dilaksanakan oleh pemimpin kelompok
    6. Motivasi kelompok
    7. Besarnya kelompok
    8. Sukarnya tugas yang dihadapi
    9. Persiapan diluar kelompok dengan anggota dalam kelompok
    10. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN KERJA KELOMPOK
      1. Ditinjau dari pedagogis; kegiatan kelompok akan mendapatkan kualitas kepribadian peserta didik seperti: adanya kerja sama, toleransi, berfikir kritis, disiplin dan sebagainya.
      2. Ditinjau dari segi psikologo; timbul persaingan yang positif antara kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
      3. Ditinjau dari segi sosial; anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
      4. Ditinjau dari segi ajaran islam; saling membantu sesama termasuk ibadah..
      5. KELEMAHAN-KELEMAHAN METODE KERJA KELOMPOK
        1. Kadang-kadang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat sesama peserta didik yang ada dalam kelompok
        2. Tugas pendidik akan menjadi lebih banyak dan beragam.
        3. Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir peserta didik yang cakap dan rajin, sedangkan peserta didik yang malas menyerahkan tugas-tugas kepada temannya dalam kelompok tersebut.













BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Metode kelompok merupakan suatu metode pemberian tugas yanh harus dikerjakan dengan gotong royong antara anggota kelompoknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode kerja kelompok, antara lain:
  1. Yang mendasari pengelompokan peserta didik secara wajar dapat dilihat dari:
  • Perbedaan individual.
  • Fasilitas belajar.
  • Pembagiaan pekerjaan.
  • Peningkatan partisifasi peserta didik.
  • Perbedaan jenis kelamin.
  1. Faktor-faktor pendukung keberhasilan kerja kelompok:
  • Kecerdasan individual.
  • Keakraban kelompok terhadap masalah yang dihadapi.
  • Keharmonisan hubungan emosional dan antar pribadi dalam kelompok.
  • Semangat dan kegairahan kerja dalam kelompok.
  1. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan kerja metode kelompok:
  • Membentuk kelompok.
  • Pemberian tugas-tugas pada kelompok.
  • Setiap kelompok mengerjakan tugasnya masing-masing.
  • Penilaian.
  1. Bentuk-bentuk kerja kelompok
  • Kelompok jangka pendek
  • Kelompok jangka panjang
  • Kerja kelompok campuran
  1. Kewajiban anggota kelompok, antara lain:
  • Mengemudikan usaha tanpa bantuan pendidik.
  • Selalu memusatkan perhatian kepada tujuan yang akan dicapai.
  • Masing-masing anggota melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh.
  • Masing-masing angota kleompok dapat bekerja sama dengan kelompok lain.
  • Melaporkan kemajuan yang dicapai.
  1. Keuntungan-keuntungan metode kerja kelompok dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: pedagogis, psikologi, sosial dan ajaran agama.
  2. Kelemahan-kelemahannya antara lain:
    1. Dapat menimbulkan persaingan.
    2. Tugas  pendidik bertambah dan beragam.
    3. Terkadang tugas dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok.

  1. SARAN
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalh kami, dan kami sadar begitu banyak kekurangan dan kekhilafan kami, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman dan dosen pengampu khususnya kami harapkan semoga makalah ini bermanfaat. Amiiiin………..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar